05
Aug
12

THE RECKONING: Perhitungan-Akhirnya mereka nemu solusi juga, meski bukan solusi permanen ;)

Berkaca pada serial The Darkest Powers ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa orang-orang tua sangat bisa jadi pihak yang mengecewakan anak-anak. Mulai dari setuju dan mengambil bagian dalam menjadikan anak sebagai subjek penelitian genetis, marah dan menghukum anak-anak tersebut saat hasil penelitian tersebut berbalik arah membuat anak-anak tersebut menjadi pribadi-pribadi yang dianggap membahayakan, menjejali mereka dengan obat-obatan untuk menekan kemungkinan munculnya kekuatan mutan, membohongi, sampai kemudian mengejar-ngejar anak-anak tersebut saat mereka tak kuat menjadi kelinci percobaan. Ngejarnya pun gak tanggung-tanggung. Dari awalnya hanya menggunakan peluru pembius, sampai akhirnya menggunakan peluru beneran. Kebayang kan, bagaimana paniknya anak-anak 15-17 tahun tersebut?

Chloe (necromancer), Tori Enright (penyihir), Derek Souza (werewolf), dan Simon Bae (penyihir) berhasil melarikan diri dari Buffalo sampai ke Albany dan bertemu dengan Andrew, teman ayah Derek dan Simon yang memang sejak awal dipilih Kim Bae untuk menjadi pelindung mereka jika ada situasi genting dan mereka tidak bisa menghubungi sang ayah. Ternyata ‘lepas dari mulut singa, masuk ke mulut buaya’ berlaku buat mereka, sehingga sekali lagi, keempat remaja tersebut musti melarikan diri.

Novel ini juga semakin menyuguhkan ketegangan saat ada dua werewolf yang mengejar-ngejar Chloe dan Derek, padahal mereka berdua sedang menjalani proses Berubah Derek yang pertama kali (menyakitkan serta menguras tenaga). Mereka juga musti menghadapi hantu cowok yang tukang bully. Untung ada bantuan dari Liz deh.

Hubungan antar para pelaku juga semakin menarik saja di sini. Tentunya kalian gak mau melewatkan ketegangan antara Derek-Chloe-Simon. Makin serunya lagi, bagaimana Chloe secara gak sengaja nemu hubungan antara Simon dan Tori. Sayang, sampai novel ini berakhir Simon dan Tori malah belum ngeh dengan ‘penemuan’ Chloe.

 

 

Puas. Campuran suspense, romance, serta dialog lucu masih mewarnai 3rd installment ini. Dan bagusnya, Kelley Armstrong mampu mengolah persentase masing-masing unsur secara tepat sehingga tak ada yang terbaca dominan, tak ada juga salah satu yang terbengkalai.

Terjemahan novel ini enak, dan cover-nya juga konsisten, mampu bercerita tentang si tokoh utama serta background-nya hanya dengan satu gambar. Lebih memuaskannya lagi, ada tampangku di dalamnya. Huehehehehe.

Hanya satu ketidakpuasanku terhadap serial ini: kalo begini terus, kapan mereka bisa menjalani kehidupan yang normal seperti pergi ke sekolah, atau bahkan mandi serta ganti baju secara teratur? *sigh (curhatan emak-emak)

Note:

Buat kalian yang gak ngikutin dari awal, fyi, novel ini adalah buku ke-3 (kayaknya yang terakhir) dari serial The Darkest Powers. ini link review buku 1.

The Summoning: Pemanggilan-Ketegangan dan pengadeganannya serasa sedang “membaca” film

dan buku 2:

The Awakening-Penyadaran: Tiba-tiba menggelandang di jalanan plus masih juga dikejar-kejar komplotan

*Jadi jangan nekat baca yang ini kalo belum nyentuh dua novel yang lebih duluan muncul, tentunya;)*

 

Judul: THE RECKONING (The Darkest Powers Book 3)

Pengarang: Kelley Armstrong

Penerjemah: Melody Violine

Editor: Uly Amalia

ISBN: 978-602-18349-0-9

Tebal: 449 hal (soft cover)

Terbit: Juni 2012 (Cetakan 1)

Penerbit: Ufuk Publishing House


1 Response to “THE RECKONING: Perhitungan-Akhirnya mereka nemu solusi juga, meski bukan solusi permanen ;)”


  1. 1 adeck dora
    August 12, 2012 at 5:57 am

    stiap abiz baca summoning, awakening, reckoning, pikiranq ga bisa lepas dri bayangan derek… Love derek..


Leave a comment